8.21
1. Pendahuluan [kembali]
2. Tujuan [kembali]
3. Alat dan Bahan [kembali]
1. Logic StateLogic state adalah kondisi atau level sinyal dalam rangkaian digital yang menunjukkan nilai logika tertentu, biasanya berupa logika tinggi (1) atau logika rendah (0). Logic state ini merepresentasikan informasi digital yang diproses oleh perangkat elektronik, seperti komputer atau mikrokontroler. Selain dua kondisi dasar tersebut, dalam beberapa sistem juga bisa terdapat kondisi tidak pasti seperti high impedance (Z) atau undefined, yang menunjukkan bahwa sinyal tidak aktif atau sedang mengambang. Pemahaman tentang logic state penting untuk desain, analisis, dan troubleshooting rangkaian digital.
2. And GateAND gate adalah salah satu gerbang logika dasar dalam sistem digital yang menghasilkan output bernilai logika tinggi (1) hanya jika semua input-nya juga bernilai tinggi (1). Jika salah satu atau semua input bernilai rendah (0), maka output-nya akan rendah (0).
3. Or Gate
OR gate adalah salah satu gerbang logika dasar dalam sistem digital yang menghasilkan output logika tinggi (1) jika salah satu atau lebih input-nya bernilai tinggi (1). Output hanya akan rendah (0) jika semua input bernilai rendah (0).
4. Not Gate
NOT gate, atau disebut juga inverter, adalah gerbang logika dasar yang berfungsi untuk membalikkan keadaan logika dari input-nya. Jika input bernilai 1 (HIGH), maka output-nya akan menjadi 0 (LOW), dan sebaliknya.
5. Logic ProbeLogic probe adalah alat elektronik yang digunakan untuk mendeteksi dan menampilkan status logika (HIGH atau LOW) dari sinyal digital pada suatu rangkaian. Alat ini sangat berguna dalam perbaikan, pengujian, dan analisis rangkaian digital, karena memberikan informasi instan mengenai keadaan logika dari sebuah titik pengujian.
3. Or Gate
OR gate adalah salah satu gerbang logika dasar dalam sistem digital yang menghasilkan output logika tinggi (1) jika salah satu atau lebih input-nya bernilai tinggi (1). Output hanya akan rendah (0) jika semua input bernilai rendah (0).
4. Not Gate
NOT gate, atau disebut juga inverter, adalah gerbang logika dasar yang berfungsi untuk membalikkan keadaan logika dari input-nya. Jika input bernilai 1 (HIGH), maka output-nya akan menjadi 0 (LOW), dan sebaliknya.
4. Dasar Teori [kembali]
1. Pengertian Decoder
Decoder adalah suatu rangkaian logika kombinasi yang digunakan untuk mengubah input biner menjadi output yang sesuai dengan nilai biner tersebut dalam bentuk aktivasi salah satu output dari sejumlah output yang tersedia. Decoder menerima input dalam bentuk kode biner dan akan mengaktifkan hanya satu output yang bersesuaian dengan kombinasi input tersebut, sedangkan output lainnya akan berada dalam kondisi tidak aktif (logika 0).
Decoder merupakan kebalikan dari encoder. Jika encoder bertugas mengkodekan beberapa input menjadi representasi biner yang lebih ringkas, maka decoder bekerja sebaliknya, yaitu mendekodekan sinyal biner menjadi bentuk satu-out-of-n, di mana hanya satu output aktif berdasarkan kombinasi input.
Decoder bekerja berdasarkan logika biner dan hukum-hukum dasar dalam aljabar Boolean. Kombinasi input (dalam bentuk bit) digunakan untuk mengaktifkan salah satu output, dan kondisi tersebut digambarkan dengan persamaan logika dan tabel kebenaran.
Contoh untuk decoder 2-ke-4:
Jumlah input = 2 (misal A dan B)
Jumlah output = 2² = 4 (misal D0, D1, D2, D3)
Persamaan logikanya:
D0 = A’B’
D1 = A’B
D2 = A B’
D3 = A B
Notasi: tanda
'
berarti NOT atau inversi logika.3. Struktur Umum Decoder
- Input (n bit): Menentukan berapa banyak jalur output yang bisa dikendalikan.
- Output (2ⁿ): Setiap kombinasi input akan mengaktifkan satu output.
- Enable (opsional): Sinyal kontrol yang mengaktifkan atau menonaktifkan kerja decoder.
4. Tabel Kebenaran
Dalam teori sistem digital, decoder digunakan untuk:
- Pemilihan alamat dalam memori (memory address decoding)
- Display output (misalnya mengubah BCD ke 7-segment display)
- Pengendali multiplexer
- Sebagai bagian dari kontrol unit dalam CPU
5. Pecobaan [kembali]
A. Langkah-langkah Percobaan
Prinsip kerja rangkaian decoder 2-to-4, 3-to-8, dan 4-to-16 pada dasarnya sama, yaitu mengubah input biner menjadi aktivasi satu output dari sejumlah output yang tersedia, tergantung pada kombinasi bit input. Pada decoder 2-to-4, terdapat dua input yang menghasilkan empat kombinasi biner (00 hingga 11), sehingga hanya satu dari empat output (Y0–Y3) yang aktif sesuai input tersebut. Decoder 3-to-8 memiliki tiga input dan delapan output, dengan delapan kemungkinan kombinasi input biner (000 hingga 111), di mana satu output (Y0–Y7) akan aktif berdasarkan nilai input. Sementara itu, decoder 4-to-16 memiliki empat input dan menghasilkan enam belas output (Y0–Y15), sehingga untuk setiap kombinasi input dari 0000 hingga 1111, satu output akan aktif. Pada ketiganya, jika sinyal enable disertakan, decoder hanya akan berfungsi ketika sinyal tersebut aktif (biasanya bernilai ‘1’); jika tidak, semua output akan tetap tidak aktif (logika ‘0’). Rangkaian ini umumnya dibangun dari gerbang logika dasar seperti AND dan NOT untuk menghasilkan pola aktivasi yang tepat pada output berdasarkan input biner. Decoder digunakan luas dalam sistem digital untuk pemilihan jalur data, pengalamatan memori, dan pengendalian unit-unit dalam sistem mikroprosesor.
C. Video simulasi
- Download File HTML klik disini
- Download File Rangkaian figure 8.21 klik disini
- Download Datasheet And Gate klik disini
- Download Datasheet Or Gate klik disini
Komentar
Posting Komentar